Proses Merancang Rumah Etnik dan Asri Milik Pak Risono

Beberapa minggu lalu saya menerima email dari Pak Risono yang meminta bantuan saya untuk mendesain layout rumahnya. Atas seizin beliau saya menulis postingan ini sebagai proses pembelajaran. Yaitu, bagaimanakah tahapan yang tepat dalam proses merancang rumah idaman.

Rumah yang dimiliki Pak Risono sekarang adalah rumah asli bangunan developer ukuran 45 m² di atas tanah seluas 141 m² (ukuran 11 x 13 m). Tampak foto kondisi rumah sekarang yang berlokasi di daerah Cimanggu, Bogor.

rmh-pak-risono2.jpg

Sedangkan denah dari rumah tersebut adalah:

Keinginan Pemilik Rumah

Selanjutnya, melalui lebih dari 15 email saya mengajukan banyak pertanyaan dan Pak Risono menceritakan keinginannya, bahkan contoh-contoh gambar yang ringkasnya sebagai berikut:

  1. Bangunan rumah terdiri dari 2 lantai.
  2. Tema rumah itu adalah asri dan etnik. Harus tersedia ruang-ruang hijau yang dapat diakses dari ruang makan, ruang tamu, dan mushola. Nyonya rumah senang memelihara tanaman. Sekarang beliau mempunyai 39 koleksi tanaman anggrek, serta tanaman hias lain seperti adenium dan euphorbia. Juga diharapkan ada kolam ikan walaupun kecil.
  3. Mushola dan kamar pembantu diharapkan tidak mengganggu privacy.
  4. Dibutuhkan empat kamar, yaitu 1 kamar utama dengan bath tub, 2 kamar anak, dan 1 kamar tamu.
  5. Kamar tamu berada di lantai bawah, agar bila ada tamu orangtua yang kesulitan naik tangga tidak perlu ke lantai 2.
  6. Kamar makan dan dapur menggunakan konsep open court, maksudnya terbuka dengan akses ke ruang hijau/taman.
  7. Bagian-bagian dinding rumah nantinya dapat juga dipakai untuk mengekspos langgam etnik. Misalnya gentong yang ditaruh di bagian muka rumah, di dinding lantai dua.

Rancangan Layout

Hasil dari proses percakapan kami itu saya tuangkan dalam layout rumah sebagai berikut:

gambar denah rumah
Gambar denah rumah.

Dalam layout itu terlihat bagaimana saya “memanjakan” penghuni rumah dengan banyaknya ruang hijau walaupun lahannya cukup terbatas. Ruang hijau pertama adalah halaman di bagian depan yang dapat diakses dari ruang tidur tamu dan ruang tamu. Berikutnya, halaman di samping rumah sejajar dengan carport yang dapat diakses dari ruang makan. Terakhir, halaman dan kolam kecil di belakang rumah yang dapat diakses dari ruang keluarga dan mushola.

Perhatikan juga bahwa mushola cukup mendapat tempat sentral di rumah tersebut. Penghuni dapat mengaksesnya langsung lewat tangga dari lantai 2 dan dari ruang keluarga. Mushola dibuat naik 30 cm dan sebagian dikelilingi oleh kolam ikan dan taman untuk membangun kesan sakral dan asri.

Lantai 2 sungguh menjadi ruang yang sangat privat untuk keluarga karena hanya untuk ruang tidur. Dengan konsep itu penghuni akan selalu memanfaatkan ruang keluarga untuk bertemu. Ruang tidur utama dilengkapi dengan kamar mandi dalam dan mempunyai teras yang dapat dimanfaatkan untuk menaruh pot tanaman kesukaan nyonya rumah. Perhatikan juga bahwa semua ruang tidur, baik di atas maupun di bawah, mempunyai akses jendela yang mengakomodasi kebutuhan sirkulasi udara.

Kamar pembantu dan service area diletakkan di sudut, sejajar dengan carport untuk menjaga privasi baik pembantu rumah maupun tuan rumah.

Gambar Arsitektur

Bila layout ini sudah disepakati, pemilik rumah dan arsitek dapat melangkah ke tahap berikutnya, yaitu membuat gambar arsitektur berupa gambar tampak dan potongan. Dengan layout saja belum sungguh tampak model rumah idaman. Layout hanyalah menyajikan kebutuhan dan komposisi pembagian ruang yang dibutuhkan. Sedangkan gambar arsitektur nantinya akan mencoba mengakomodasi denah, sekaligus langgam etnik yang diinginkan

Setelah melalui diskusi dan revisi dengan pemilik rumah, beginilah gambar tampak dari rumah idaman itu:

Langkah Selanjutnya Proses Merancang Rumah

Bila desain arsitektur telah disepakati, arsitek bersama pemilik rumah dapat maju ke langkah berikutnya, yaitu membuat gambar kerja. Gambar kerja adalah rangkaian gambar detail dari rumah idaman yang dapat dipakai oleh pelaksana untuk melakukan pembangunan fisik. Dalam gambar kerja akan ditampilkan berbagai hal yang sangat spesifik: dari struktur sampai instalasi air, listrik, bahkan pola pemasangan ubin. Berdasarkan gambar kerja dan spesifikasi bahan, barulah suatu Rencana Anggaran Biaya (RAB) dapat diturunkan. Diskusi antara arsitek dengan pemilik yang terbuka dan mendalam, disertai kemampuan mendapatkan sumber bahan bangunan yang tepat, akan menghasilkan RAB yang reasonable.

Begitulah tahapan-tahapan yang masih harus dilakukan oleh Pak Risono dalam proses merancang rumah idamannya. Semoga tidak lama lagi kita dapat melihat hasil akhir pembangunan rumah yang sudah dimulai dengan benar dan cukup hati-hati.

Similar Posts